Baru-baru ini terjadi dugaan kasus penipuan yang mengatasnamakan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Ahmad Alim Bachri. Melalui unggahan Hubungan Masyarakat (Humas) ULM di situs ulm.ac.id dan Instagram @lambungmangkurat pada Senin (26/6), diketahui bahwa oknum menjalankan aksinya dengan memanfaatkan momen penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri untuk memancing targetnya.
Manfaatkan Situasi dengan Manipulasi
Kasus penipuan berkedok penyalahgunaan identitas tersebut mulai terkuak setelah Rektor ULM, Ahmad Alim Bachri, mengirimkan pesan di grup Whatsapp Rektor dan Wakil Rektor ULM, Minggu (25/6). Hal ini sesuai dengan penuturan Yusuf Aziz, Wakil Rektor IV ULM yang menerima pesan terkait pada pukul 12.00 WITA. “Usai mengirimkan pesan, beliau (Rektor ULM) juga memberitahukan adanya penipuan tersebut melalui akun Facebook pribadinya,” ujar Yusuf saat diwawancarai secara langsung, Selasa (4/7).
Menanggapi perkara tersebut, Yusuf pun menegaskan bahwa kasus itu merupakan penipuan usai memastikannya. “Meskipun nomor yang digunakan menampilkan foto Rektor ULM, tetapi yang jelas nomor yang digunakan pelaku bukanlah milik beliau (Rektor ULM),” tutur Yusuf. Di samping itu, Humas ULM juga telah berupaya untuk mengunggah pemberitahuan di akun Instagram dan situs resmi ULM dengan menyertakan nomor yang digunakan oleh pelaku.
Setelah ditelusuri, Yusuf membeberkan bahwa modus yang digunakan pelaku yakni menawarkan jasa bantuan penerimaan mahasiswa baru. “Oknum tersebut memasang tarif tertentu dan mengiming-imingi korban bantuan dalam proses penerimaan mahasiswa baru,” terangnya. Meski begitu, Yusuf menjelaskan hingga saat ini ULM belum menerima laporan langsung dari korban sehingga belum ditemukan kerugian.
Dianggap Mencoreng Citra Kampus
Penipuan yang dinilai publik sebagai kasus yang fatal dengan menyalahgunakan identitas tersebut pun menuai banyak tanggapan. Novyandy Saputra, Dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM memandang bahwa kasus ini merupakan hal serius yang dapat merugikan institusi maupun pribadi yang disalahgunakan namanya oleh oknum penipuan tersebut. “Penyalahgunaan nama petinggi ULM seperti ini akan sangat merugikan, baik bagi institusi dan pribadi yang dicatut namanya,” ucapnya saat diwawancarai online, Selasa (4/6). Senada akan hal itu, Mahasiswi Ilmu Komunikasi 2022, Siti Nurannisa, beranggapan bahwa hal ini juga dapat merugikan nama baik kampus. “Tidak hanya berpotensi merugikan calon mahasiswa, tetapi juga berdampak pada citra ULM,” timpalnya saat wawancara online, Minggu (2/7).
Tidak hanya mendapat kecaman, kasus penipuan tersebut juga menuai keprihatinan, seperti halnya dari Inayah, Mahasiswi Sosiologi 2022. Baginya, perilaku oknum tidak bertanggung jawab ini patut untuk segera ditindaklanjuti. “Siapapun pelakunya, harus segera diproses melalui jalur hukum,” ucapnya saat diwawancarai secara daring, Minggu (2/7).
Upaya Humas ULM Usut Tuntas Pelaku
Menindaklanjuti kasus penipuan yang terjadi, Yusuf bersama dengan Humas ULM telah mencoba mencari tahu identitas di balik nomor tersebut. “Humas ULM sudah menghubungi nomor yang digunakan pelaku untuk menipu, tetapi sampai dengan sekarang tidak mendapatkan respon,” ungkapnya. Yusuf menduga bahwa kartu tersebut telah disingkirkan oleh pelaku karena sadar jika aksinya telah ketahuan. Lebih lanjut, Yusuf menuturkan bahwa kasus ini telah dilaporkan kepada pihak kepolisian, tetapi hasilnya nihil. “Pihak berwajib sudah melacak keberadaan pelaku dan ternyata nomor tersebut sudah tidak aktif lagi,” ujar Yusuf.
Guna mencegah terjadinya kasus serupa, Yusuf mengimbau agar masyarakat tidak serta merta percaya pada iming-iming oknum mencurigakan. “Teruntuk para calon mahasiswa, penting untuk tidak mempercayai oknum-oknum yang menawarkan bantuan jaminan kelulusan,” pungkasnya. Di akhir wawancara, Yusuf kembali menegaskan dan mengimbau bahwa tidak ada sistem calo dalam pendaftaran mahasiswa baru di ULM.
(ANH, MHF)
Leave a Reply