Maraknya penggunaan media sosial akibat tersedianya akses internet yang terjangkau telah memberi ruang menyebarnya informasi palsu atau hoax di kalangan masyarakat. Dilansir dari laman kominfo.go.id, Tim Pengais Konten Negatif (AIS) Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) telah menemukan sebanyak 11.357 isu hoax yang beredar di situs online dan media sosial Indonesia. Berangkat dari kegelisahan akan fenomena tersebut, pencegahan dalam rangka meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia dalam hal menerima dan menyebarkan berita gencar digaungkan oleh salah satu komunitas anti-hoax Indonesia, yakni Komunitas Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Banjarmasin.
Sumber Foto: Akun Instagram @mafindobanjarmasin
Hadir Membasmi Hoax
Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) didirikan sejak (19/11/2016) dengan penggagasnya Harry Sufehmi, Septiaji Eko Nugroho, Eko Juniarto, Judith Lubis, dan Catharina Widyasrini sebagai komunitas melawan hoax. Melihat tingginya angka penyebaran hoax di Indonesia, para penggagas lantas membentuk Mafindo dengan tujuan mendorong kemampuan masyarakat berpikir kritis dalam upaya mewujudkan penggunaan media sosial yang positif, bersih dari berita palsu, fitnah, serta hasut.
Seiring berjalannya waktu, Komunitas Mafindo telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Provinsi Kalimantan Selatan. Pendirian Mafindo Banjarmasin telah diinisiasikan sejak 2020 ketika Sri Astuty yang ditunjuk sebagai Ketua Mafindo Banjarmasin hingga sekarang. Sebelum pergi mengabdi di Kota Seribu Sungai, dahulunya Sri merupakan bagian dari Mafindo wilayah Indonesia Timur. “Awalnya saya tergabung di Mafindo sejak 2019 sebagai anggota di wilayah Indonesia Timur, kemudian pada 2020 saya ditempatkan di Banjarmasin untuk menjalankan Komunitas Mafindo Banjarmasin,” ucap Sri saat diwawancarai secara langsung, Senin (25/3).
Sejak Mafindo Banjarmasin berdiri, Sri dan timnya telah bekerja keras dengan berbagai program dalam menghadapi infodemik atau hoax yang beredar di masyarakat. Saat ditanya tentang kegiatan yang dilaksanakan, Sri menyebut, tim telah aktif memberikan edukasi digital, kampanye, dan sosialisasi di berbagai wilayah. “Berbagai program telah digagas untuk melakukan edukasi tentang informasi hoax di dunia maya,” ucap Sri. Hingga kini, Mafindo Banjarmasin terus menjadi garda terdepan dalam melawan informasi palsu dengan berbagai programnya di wilayah Kalimantan Selatan.
Beragam Aksi Mafindo
Aksi cegah hoax Mafindo tidak sekadar menyebarkan imbauan berupa kata-kata atau pesan persuasif kepada masyarakat, tetapi juga merangkul masyarakat dalam proses menangkal berita bohong. Sri bercerita, bermula pada 2021 dengan program Tular Nalar, Mafindo Banjarmasin berhasil menjangkau siswa dan guru SMP/SMA se-Kalimantan Selatan. “Tahun 2021 kita aktif mengadakan edukasi online melalui Zoom Meeting kepada sekolah-sekolah tingkat SMP/SMA yang ada di Kalimantan Selatan,” ucapnya.
Sri juga menjelaskan melalui program Tular Nalar, mereka secara aktif memperkenalkan beberapa tools sederhana yang dapat masyarakat gunakan untuk menyaring informasi berita. “Dalam program ini kami mengajak masyarakat untuk arif dan bijak dalam menggunakan jejaring sosial, serta memperkenalkan beberapa tools seperti Google Lens dan Yandex yang dapat digunakan untuk memastikan keakuratan informasi,” ungkapnya dengan antusias. Lebih lanjut, Sri mengungkapkan dengan penuh semangat bahwa program Tular Nalar tidak hanya menyasar kalangan siswa dan guru SMP/SMA, tetapi juga para mahasiswa dan kelompok pra-lansia hingga lansia di Kalimantan Selatan.
Bukan hanya sekadar program-program edukatif, Mafindo menghadirkan kolaborasi yang menarik dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Banjarmasin dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kalsel untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. “Pada 2023, setiap Jumat kami meluncurkan podcast bersama RRI yang menjadi komunikasi yang menarik dan interaktif bagi pendengar, kemudian, pada 2024, kami beralih ke penyampaian informasi cek fakta berbasis data dari Mafindo,” sebutnya.
Rangkul Mahasiswa Memerangi Hoax
Di tengah perjalanan mereka, Mafindo Banjarmasin yang peduli akan bahayanya informasi hoax memulai misinya untuk menggaet mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat. Dengan penuh tekad, Mafindo menggerakkan serangkaian program untuk menangkal penyebaran hoax di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM). “Kami melaksanakan program ini karena adanya kesepakatan resmi melalui Memorandum of Understanding (MOU) antara Mafindo dengan FISIP ULM,” jelas Sri dengan nada bicara yang tegas kepada Tim LPM INTR-O.
Dari cerita Sri Astuty, program yang telah dijalankan mencakup kelas Cek Fakta, di mana mahasiswa diajarkan dengan keterampilan kritis untuk menilai kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. “Melalui teknik verifikasi yang efektif, mereka dibekali dengan tools yang diperlukan untuk menjadi penerima informasi yang cerdas,” tuturnya. Selain kelas Cek Fakta, Sri juga membeberkan bahwa Mafindo Banjarmasin menggelar Kelas Prebunking dan Debunking. Tujuannya tak lain adalah guna mengedukasi mahasiswa agar terhindar dari informasi palsu serta membangun kesadaran untuk menyanggah berita hoax.
Respons positif yang diterima dari mahasiswa terhadap program-program Mafindo menjadi bukti nyata keberhasilan Mafindo dalam mencapai tujuannya. Meindira Tiara Salsabila, Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2023, mengaku bahwa kelas Cek Fakta memainkan peran krusial, terutama di tengah arus informasi yang begitu masif di media digital. “Manfaatnya terasa sekali, saya menjadi lebih berhati-hati setiap menerima informasi,” ungkapnya saat diwawancarai secara online, Minggu (24/3).
Harfa Arba, Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2023 juga mengamini pengalaman Meindira dan menambahkan bahwa program Mafindo, khususnya Kelas Prebunking dan Debunking, telah membekali dirinya dengan keterampilan yang berharga. “Sekarang saya bisa membedakan informasi yang benar dan yang tidak sehingga dapat mencegah penyebaran informasi palsu. Selain itu, saya juga dapat berbagi pemahaman kepada orang lain sehingga mereka terhindar dari dampak negatif informasi yang tidak akurat,” ungkapnya saat diwawancarai secara online, Rabu (27/3).
Kembangkan Visi Melawan Disinformasi
Kehadiran Mafindo Banjarmasin sebagai garda terdepan dalam menangkal penyebaran informasi palsu di era digital, telah mengubahnya menjadi sebuah entitas yang aktif memberikan manfaat kepada masyarakat. Melalui cerita Rusdiana, seorang Relawan Mafindo Banjarmasin, dapat dirasakan betapa besar manfaat yang didapat dari keberadaan komunitas ini, terutama dalam menangkal hoax yang semakin marak. “Mafindo tidak hanya melindungi generasi muda dari jebakan hoax, tetapi juga membantu para orang tua yang baru memasuki dunia media sosial,” tuturnya dengan semangat, saat diwawancarai secara online, Senin (25/3).
Selaras dengan semangatnya Rusdiana, Noorjannah selaku Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2021 sekaligus Relawan Mafindo Banjarmasin ikut menyuarakan harapannya agar Komunitas Mafindo mampu menjangkau khalayak yang lebih masif. “Diharapkan Komunitas Mafindo terus mengadakan kegiatan-kegiatan yang cakupannya luas guna memberikan dampak positif yang lebih besar pula dalam pencegahan disinformasi,” pintanya saat diwawancarai secara online, Minggu (24/3).
Sri Astuty, dengan penuh harap, turut menginginkan agar Komunitas Mafindo terus berkembang dari waktu ke waktu dengan berbagai inovasi program yang diusungnya. Sri menyatakan niatnya untuk menyelenggarakan program-program inovatif ke depannya yang akan memperluas cakupan dan pengaruh Mafindo. “Nantinya ingin mengajak berbagai khalayak di kegiatan seperti campaign pada kegiatan Car Free Day agar mereka mengetahui perbedaan informasi hoax dan informasi yang benar,” pungkasnya.
(SAL, NIE, AZ)
Leave a Reply