Memasuki era kontestasi politik tahun 2024 mendatang, jajaran pimpinan organisasi pers yang terhimpun dalam Konstituen Dewan Pers Kalimantan Selatan (Kalsel) menyelenggarakan kegiatan Dialog Nasional sekaligus Konsorsium Pers Banua di Gedung Lecture Theater FISIP ULM, Kamis (22/6). Acara menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya yakni Ninik Rahayu selaku Ketua Dewan Pers, Andi Tenri Sompa selaku Ketua KPU Kalsel, serta Budi Suryadi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM).
Ciptakan Pemilu yang Berkualitas, Cerdas, dan Demokratis
Melalui tajuk “Pemilu Cerdas dan Pers Bermartabat, Melawan Hoax dan Disinformasi untuk Marwah Banua”, acara bertujuan guna membangun kesepahaman bersama dari insan pers dan pelaku politik dalam mengawal proses pemilu di Kalsel yang berkualitas, cerdas, dan demokratis. “Berhubung adanya momentum Pemilu 2024, diharapkan pers bisa memberi peran untuk mengawal dan menjaga isu politik agar tidak ada disinformasi atau beredarnya hoax,” jelas Toto Fachrudin selaku koordinator acara.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah pembacaan doa, sambutan dari Dekan FISIP ULM, Budi Suryadi pun disampaikan. “Acara ini digelar dengan harapan agar ketahanan demokrasi di Indonesia untuk menciptakan pemilu yang cerdas,” tutur Budi dalam sambutannya, Kamis (22/6). Lalu, dilanjutkan dengan penayangan video deklarasi dari Konsorsium Pers Banua dan pembacaan pernyataan komitmen oleh Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kalsel, Anang Fadhilah diikuti dengan penandatanganan dan penyerahan cenderamata.
Setelah berlangsungnya acara tersebut, Andi Tenri Sompa selaku Ketua Komisi Pemilihan (KPU) Kalimantan Selatan pun menyatakan bahwa dirinya turut mendukung dengan adanya diskusi nasional. “Melalui kegiatan ini tentu dapat membantu KPU dalam mencerdaskan pemilu dan menghindarkan adanya berita hoax yang bisa menyebabkan disinformasi di Banua,” tuturnya, Kamis (22/6).
Bangun Masyarakat yang Melek Politik dan Disinformasi
Pelaksanaan Dialog Nasional sekaligus Konsorsium Pers Banua ini dianggap sebagai salah satu kesempatan untuk membuka wawasan politik dan membahas bersama urgensi yang terjadi di dunia pers masa kini. Fitroh Teguh Firmansyah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2020 yang turut berhadir sebagai peserta di acara tersebut pun merasa bahwa acara semacam ini sangat menambah wawasan dalam meningkatkan kesadaran bagi para akademisi terkait maraknya disinformasi dan berita bohong. “Saya menjadi paham bagaimana cara membangun opini yang berlandaskan fakta di media sosial. Apalagi sekarang sudah menjelang pemilu,” ungkapnya saat diwawancarai secara langsung, Kamis (22/6). Tidak hanya itu, Teguh juga menilai bahwa acara ini telah menyasar kelompok masyarakat yang sesuai. “Acara seperti ini sangat bermanfaat, apalagi kita sebagai mahasiswa FISIP tentunya sangat familiar dengan pers dan politik,” tambahnya.
Di tengah gempuran berseliwerannya berita hoax, Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu berharap agar konsorsium ini menjadi saksi bahwa pers harus mampu mencerdaskan masyarakat. “Saya harap seluruh pemangku kepentingan dapat berkomitmen untuk menguatkan marwah pers. Sesuai dengan fungsi pers, yakni untuk meningkatkan intelektualitas publik,” jelas Ninik dalam penyampaiannya, Kamis (22/6). Senada dengan Ninik, Andi Tenri Sompa pun berharap bahwa konsorsium perlu ditindak lanjuti dengan adanya kerja sama. “Konsorsium perlu ditindaklanjuti melalui Moment of Understanding (MoU) di tingkat provinsi,” jelasnya.
Lebih lanjut, dari kacamata mahasiswa, Teguh turut mengutarakan harapannya agar para kaum intelektual dapat memberikan edukasi pada masyarakat. “Dari sini, kita bisa mulai memberi pemahaman kepada orang-orang di sekitar kita, misalkan tentang bahaya golongan putih (golput),” pungkas Teguh..
Mengenai keberlanjutan acara serupa, Toto Fachrudin pun mengutarakan bahwa ke depannya diskusi nasional akan terus berlanjut dengan gagasan yang lebih luas. “Akan ada agenda baru dan kami (Konsorsium Banua) akan mencoba gagasan dengan tema yang lebih luas serta melibatkan berbagai stakeholder di berbagai bidang. Tujuannya untuk mendorong kolaborasi dengan menjaga Kalimantan Selatan tetap kondusif,” tutupnya.
(AYA, RAR)
Leave a Reply