Koperasi Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (KOPMA ULM) menjadi sorotan usai akun Instagram @curhatanulm mengunggah posting-an yang mengomentari kinerja karyawan dan pelayanan yang dinilai kurang memuaskan. Unit usaha yang berada di bawah naungan KOPMA ULM tersebut yakni jasa print, jilid, dan fotokopi. Adanya desas-desus yang beredar mengenai perbedaan harga yang dipatok menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan mahasiswa pelanggan KOPMA ULM.
Perbedaan Harga Jadi Masalah
Dikutip dari posting-an yang diunggah pada Kamis (4/1), pengirim pesan tersebut mengutarakan keluhannya terkait harga print dan jilid yang berubah-ubah. “…SDM di fotokopi KOPMA BJM, nih, kurang banget sekarang, beda orang beda jua harga padahal tiap lembarnya sama aja,” ungkapnya dalam unggahan tersebut. Di akhir kalimatnya, pengirim tersebut menyarankan agar pihak KOPMA ULM dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja dari karyawan mereka.
Sependapat dengan yang disampaikan dalam unggahan tersebut, Deshinta Salma Rahmatika, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2021 mengaku mengalami hal serupa saat menggunakan jasa print KOPMA ULM. “Sempat beberapa kali dapat harga yang sama walau lembar yang di-print lebih banyak,” ucapnya saat diwawancarai secara daring, Sabtu (6/1).
Patokan harga yang berbeda-beda nyatanya bukan menjadi satu-satunya keluhan. Deshinta juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa ruangan fotokopi terlalu sempit. “Perluasan ruangan perlu dilakukan agar tidak berdesakan saat mengantre,” tuturnya. Sama halnya dengan Rossa Febrianie, Mahasiswa FISIP 2022, yang merasa besarnya ruangan tidak sebanding dengan banyaknya orang mengantre. ”Saat mengantre ruangan terasa jadi sesak,” ucapnya saat diwawancara secara daring, Senin (8/1).
Meski menuai kritik dari segelintir pelanggan, masih ada mahasiswa yang menilai bahwa pelayanan KOPMA ULM sudah cukup bagus. Salah satunya Sri Hazada Rahmana, Mahasiswa FISIP 2021. “Karyawan KOPMA langsung cepat melayani saat saya ingin mencetak dokumen, walau saat itu banyak orang yang sedang mengantre,” ungkapnya saat diwawancarai secara daring, Sabtu (6/1).
Pegawai KOPMA Kemukakan Alasan
Pasalnya, keluhan-keluhan yang muncul berasal dari pelayanan yang tidak konsisten dalam mematok harga. Bakti Purwanto, salah seorang pegawai KOPMA ULM menerangkan bahwa harga pasti menyesuaikan besaran warna yang digunakan. “Untuk print, harganya menyesuaikan besaran warna tiap lembar. Kalau fotokopi harganya sama, tetapi bisa diskon untuk pembelian yang banyak. Sedangkan jilid akan menyesuaikan jenis sampulnya, soft cover atau hard cover,” jelasnya saat diwawancarai secara daring, Sabtu (6/1).
Menurut keterangan Bakti, saat ini harga yang dipatok untuk print hitam putih dibanderol Rp500,- per lembarnya, sedangkan untuk yang berwarna berada di kisaran Rp600,- sampai dengan Rp700,-, dan apabila terdapat blok warna, biasanya dikenakan harga Rp1.000,-.
Perihal pegawai yang kurang cermat memberikan harga, Bakti menganggap masa kerja pegawai menjadi faktor penyebab kendala tersebut. “Biasanya karena masih baru-baru bekerja, karyawan ini masih kurang paham dan perlu beradaptasi dulu,” tuturnya.
Upayakan Kenyamanan Pelanggan
Pelayanan yang dinilai tidak konsisten oleh sejumlah pelanggan membuat pihak pengurus KOPMA ULM angkat bicara. Hafiz Zaini, Ketua Umum KOPMA ULM menerangkan bahwa harga yang diberikan telah ditentukan oleh KOPMA ULM sesuai dengan jenis pelayanan. “Harga print, fotokopi, dan jilid sudah disesuaikan oleh KOPMA ULM tergantung jenis. Apabila terdapat perbedaan harga, maka bisa ditanyakan langsung saat transaksi guna menghindari prasangka negatif,” jelasnya ketika diwawancarai secara daring, Sabtu (6/1).
Menanggapi keluhan terkait kinerja SDM KOPMA ULM, Hafiz menyebutkan, sistem kerja KOPMA ULM sudah menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Operasional Manajemen (SOM) yang berisikan pedoman, kebijakan, dan peraturan yang digunakan dalam mengelola kegiatan usahanya setiap unitnya. “Sesuai SOM-nya, pengelolaan unit usaha terbagi menjadi dua, yakni pelayanan usaha dengan pengurus KOPMA ULM sebagai karyawan dan memberdayakan karyawan tetap di luar kepengurusan KOPMA ULM,” tutur Hafiz. Ia menambahkan, meski merekrut karyawan dari luar kepengurusan, KOPMA ULM tetap memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada karyawan baru. “Perekrutan karyawan KOPMA ULM telah melalui berbagai prosedur, salah satunya pemberian pemahaman secara praktik terkait aset seperti mesin fotokopi,” terangnya.
Hafiz pun mengindahkan keluhan mahasiswa mengenai ruangan yang terlalu sempit dan padat. Ia menyebut bahwa pihak KOPMA ULM telah berencana untuk memperbesar ruangan fotokopi dan minimarket. “Kami akan segera berkonsultasi dengan pihak Rektorat ULM mengenai perluasan ruangan fotokopi dan minimarket,” jelas Hafiz. Berbagai keluhan dan saran dari mahasiswa pun dijadikan Hafiz sebagai evaluasi terhadap KOPMA ULM dalam meningkatkan sistem pelayanan. “Kami sangat terbuka untuk mahasiswa yang ingin memberikan keluhan atau saran kepada pelayanan kami yang bisa disampaikan secara langsung maupun via link Google Formulir yang disediakan di Instagram @kopma.ulm,” pungkasnya.
(HWA, MRY)
Leave a Reply