Sempat Hilang Kabar, Sertifikat Peksiminas ULM 2022 Terus Diupayakan

Peksiminas ULM Tahun 2022
sumber: ulm.ac.id/Peksiminas ULM Tahun 2022

Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) tingkat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) telah digelar pada Agustus 2022 silam, tetapi sertifikat dan hadiah untuk para pemenang tak kunjung diserahkan. Perlombaan yang diinisiasi langsung oleh Biro Akademik dan Kemahasiswaan ULM tersebut terbagi menjadi 15 rangkaian lomba dari berbagai bidang seni, baik seni suara, seni pertunjukan, seni sastra, maupun seni rupa. Lantaran tak mendapat kejelasan, keberadaan sertifikat ini menuai polemik di kalangan mahasiswa yang mengikuti lomba tersebut. 

Tak Kunjung Temui Titik Terang

Seiring berjalannya waktu, keterlambatan sertifikat dan hadiah perlombaan tersebut memunculkan berbagai spekulasi. Maulida Mahriani, salah satu pemenang dari Peksiminas yang mewakili Fakultas Pertanian menjelaskan bahwa pemenang lomba mempertanyakan hal tersebut tiga bulan setelah pengumuman. “Mulai dari bulan November 2022 sudah banyak mahasiswa yang menanyakan kejelasan sertifikat ataupun hadiah, tetapi pihak penyelenggara kurang menanggapi,” jelasnya saat diwawancarai via WhatsApp, Kamis (11/5).

Kendala serupa juga dialami oleh Ronaldy Julyanvino, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ULM 2019 yang turut mengungkapkan kekecewaannya. “Saya merasa kurang diapresiasi karena keterlambatan ini, padahal pihak universitas langsung yang mengurus kegiatannya,” ujarnya saat diwawancarai via Whatsapp, Jumat (12/5). Ronaldy mengaku telah melaporkan hal ini ke pihak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP ULM, tetapi tak lantas menemui kepastian.

Keterlambatan sertifikat tersebut ternyata menimbulkan berbagai kendala. Hal ini dialami oleh Ronaldy saat mengisi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang memerlukan sertifikat sebagai pelengkap lampiran. “Sertifikatnya tidak bisa dimuat, padahal nilainya lumayan untuk memenuhi SKPI,” tuturnya. Pun halnya Sophia, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM 2018 yang memilih mencari sertifikat lain untuk mengisi SKPI. “Karena sertifikat Peksiminas terlambat dan tidak bisa diharapkan, jadi mencari sertifikat lain untuk bisa dimasukkan ke SKPI sebagai salah satu syarat wisuda,” ucapnya ketika diwawancarai melalui WhatsApp, Jumat (12/5).

Pembagian sertifikat yang tak kunjung diserahkan tersebut nyatanya juga berpengaruh dalam pengajuan dana insentif mahasiswa, salah satunya Raudah, Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ULM 2021. “Saya mencoba mengajukan dana insentif ke fakultas, tetapi ditolak karena tidak memiliki bukti berupa sertifikat juara,” jelasnya saat diwawancarai secara daring, Jumat (12/5). Lebih lanjut, Raudah menambahkan bahwa pengajuan dana insentif mahasiswa tidak dapat diproses lagi karena telah melewati bulan Desember 2022.

 Perihal pengajuan insentif yang ditolak oleh pihak fakultas, Lili, Staf Bidang Kemahasiswaan FEB pun membenarkan hal tersebut. Lili menerangkan bahwa mahasiswa pemenang Peksiminas yang mengajukan dana insentif harus membawa sertifikat pemenang sebagai bukti. “Mahasiswa yang juara di Peksiminas tidak bisa mengajukan insentif apabila tidak ada sertifikat untuk didata secara lengkap,” ujar Lili.

Pihak Fakultas Beri Respons

Berbagai keresahan mahasiswa pun didengar oleh pihak fakultas. Wakil Dekan III FISIP ULM, Nasrudin, menyebut bahwa pihaknya telah mengusahakan terkait pembagian sertifikat Peksiminas. “Saya sudah mencoba menghubungi pihak rektorat, tetapi tidak ada hasil,” ungkapnya saat dihubungi melalui WhatsApp, Jumat (26/5).

Sementara itu, menurut penelusuran Tim LPM INTR-O,  pihak fakultas lain justru belum mengambil langkah terkait pembagian sertifikat Peksiminas ini. Seperti halnya Wakil Dekan III FEB ULM, Muhammad Saleh, yang mengaku bahwa pihaknya belum mengetahui penyebab dari keterlambatan sertifikat tersebut. “Saya belum bisa memberi tindakan lebih lanjut karena belum mengetahui penyebab pastinya,” ucapnya saat dihubungi melalui WhatsApp, Senin (15/5). Dijelaskan lebih lanjut oleh Staf Bidang Kemahasiswaan FEB, Lili, yang menyebutkan bahwa FEB belum mendapatkan laporan dari mahasiswa terkait keterlambatan sertifikat. “Mahasiswa belum ada melaporkan sehingga kami pun belum mengetahui hal tersebut,” tuturnya saat diwawancarai secara langsung, Selasa (16/5). Menurut Lili, keaktifan mahasiswa sebenarnya sangat diperlukan untuk melaporkan hal semacam itu ke pihak fakultas terkait.

Keterbatasan Dana Jadi Faktor Keterlambatan

Di tengah banyaknya pertanyaan dari mahasiswa, akhirnya pihak penyelenggara Peksiminas tingkat ULM mulai angkat bicara pada bulan Maret 2023. Melalui pesan grup WhatsApp Peserta Peksi Mahasiswa ULM 2022 pada (29/3), Diana Handayani selaku koordinator menjelaskan alasan di balik penundaan pembagian sertifikat Peksiminas ULM 2022 yakni dikarenakan pengurangan anggaran. Lebih lanjut, Lisna Rahmawati selaku Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan ULM pun membenarkan adanya keterbatasan dan pengurangan dana anggaran yang diberikan. “Banyaknya kegiatan mendadak dengan waktu yang berdekatan seperti POMNAS dan MTQ yang semula tidak ada anggarannya, membuat dana anggaran yang sudah ada dialihkan ke sana,” tambahnya. 

Lisna menjelaskan bahwa pihak universitas telah mencoba mengajukan dana tambahan untuk kelangsungan beberapa kegiatan. Namun, hal tersebut tidak bisa berjalan lancar dan dapat diterima dengan cepat. “Pengajuan dana tambahan telah kami lakukan, tetapi untuk proses secara resmi belum terlaksana karena masih dalam masa peralihan status universitas kita dari Satuan Kerja (Saker) menjadi Badan Layanan Umum (BLU),” paparnya.

Menyiasati hal tersebut, Lisna memaparkan bahwa pihak universitas akan mengadakan penyerahan sertifikat dan hadiah dengan meriah, menghadirkan seluruh pemenang dari semua cabang perlombaan dan para perwakilan Organisasi Mahasiswa (Ormawa). “Agar pembagian dapat dilaksanakan, maka kami bersama Wakil Rektor III membuat kebijakan agar penyerahan sertifikat dan hadiah seluruh lomba dilaksanakan secara serentak,” terangnya. Lebih lanjut, pihak penyelenggara mengagendakan pelaksanaan tersebut di awal Desember sembari menunggu pengajuan anggaran dapat dicairkan.

Meski begitu, pihak universitas selaku penyelenggara menawarkan solusi bagi mahasiswa yang ingin memerlukan sertifikat dengan cepat. Lisna menerangkan bahwa sebenarnya sertifikat tersebut sudah bisa diambil dari sekarang. “Bagi mahasiswa yang memerlukan sertifikat untuk penilaian SKPI silakan melapor ke pihak kami agar bisa ditangani lebih lanjut,” imbaunya. 

Anggap Panitia Kurang Bertanggung Jawab

Meski pihak universitas telah memberikan klarifikasi terkait pembagian sertifikat Peksiminas, rupanya hal tersebut belum dirasa cukup oleh para mahasiswa. Menurut Sophia, pihak penyelenggara tidak cepat tanggap dalam memberikan konfirmasi. “Seharusnya bisa cepat dikonfirmasi terlebih dahulu sebelum peserta bertanya-tanya,” tuturnya. Sophia pun merasa alasan yang diberikan oleh pihak universitas kurang bisa diterima dengan baik karena terkesan kurang bertanggung jawab. “Mestinya pihak penyelenggara bisa memeriksa kembali jika ada kekurangan dana,” tambahnya.

Mengomentari perihal kinerja pihak penyelenggara, Sophia pun berharap agar panitia dapat memperbaiki kinerja dan menyelesaikan permasalahan ini secepatnya. “Semoga panitia bisa lebih baik dalam mengelola acara, terutama jika membawa nama universitas,” harapnya. Senada dengan Sophia, Maulida pun mengharapkan pengelolaan acara yang lebih matang ke depannya. “Persiapan Peksiminas di ULM nantinya harus lebih matang, terutama perihal persyaratan keikutsertaan peserta dan ketersediaan sertifikat,” pesannya.

(DES, SYW, AIR, RF)