Upayakan Peningkatan IKU, ULM Cetuskan KKN Wasaka


Universitas Lambung Mangkurat (ULM) merintis program baru, yakni Kuliah Kerja Nyata Waja Sampai Kaputing (KKN Wasaka) yang dinaungi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pada semester genap 2023/2024, KKN Wasaka membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan program tersebut. Pelaksanaan program KKN Wasaka berlangsung selama satu semester dan dapat dikonversi ke sejumlah 20 Satuan Kredit Semester (SKS). Dengan manfaat yang ditawarkan, kegiatan KKN Wasaka sukses menggaet banyak peminat dari kalangan mahasiswa ULM.

Menjadi Terobosan Baru

Program KKN Wasaka sebagai hasil kolaborasi antara ULM dengan program MBKM memiliki visi tersendiri dalam pembentukannya. Program tersebut dirancang guna meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, selaras dengan apa yang dipaparkan Rahma Yuliani selaku Ketua Pusat Pelayanan (P2) KKN ULM. “Sesuai arahan Rektor untuk peningkatan IKU, kami merintis program ini agar mendukung pembelajaran mahasiswa di luar kampus serta mendukung program MBKM,” ungkapnya, Senin (19/2). 

Berdasarkan flyer yang tersebar melalui Instagram resmi @mbkm.kknwasaka.ulm, pada awal pembukaan di semester genap 2023/2024, KKN Wasaka memberi kesempatan untuk 5 fakultas di ULM, yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Sedangkan, di semester ganjil mendatang, KKN Wasaka akan membuka kesempatan untuk seluruh fakultas.

Adanya KKN Wasaka sebagai program baru di ULM menjadi wadah bagi mahasiswa dalam mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah didapat, terutama dalam bermasyarakat. Seperti yang dikatakan Iwan Aflanie, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik ULM. “Bukan hanya mendapat ilmu dari perkuliahan saja, tetapi juga dari program-program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” tutur Iwan saat diwawancarai secara langsung, Senin (19/2). Rahma juga menyebutkan tujuan lainnya untuk percepatan masa studi mahasiswa. “Pelaksanaan KKN Wasaka ini selama satu semester dan bisa dikonversikan,” ucap Rahma.

IPK Jadi Salah Satu Persyaratan

KKN Wasaka memiliki mekanisme dan prosedur perekrutan mahasiswa yang terbagi menjadi beberapa tahap, mulai dari pendaftaran, seleksi, hingga pengumuman mahasiswa yang lolos. “Tahap pertama yakni pendaftaran, kemudian mahasiswa akan diseleksi sesuai persyaratan,” jelas Rahma. Setelah dilakukan tahap seleksi, Rahma menambahkan bahwa akan ada beberapa tahap selanjutnya dalam pelaksanaan program tersebut. “Mahasiswa yang lolos akan diberi pembekalan sebelum pelaksanaan KKN, hingga pengerjaan laporan akhir yang mengantarkan kepada tahap akhir yakni penilaian,” paparnya.

Adapun persyaratan seleksi mahasiswa pun dipaparkan oleh Rahma bahwa terdapat beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh mahasiswa. “Syaratnya yakni IPK minimal 3.00, telah menempuh minimal 100 sks, dan telah menyelesaikan mata kuliah wajib,” ungkapnya. Selain persyaratan tersebut, Rahma menyebut bahwa mahasiswa juga harus melengkapi beberapa administrasi. “Mahasiswa harus melampirkan surat rekomendasi dari prodi, surat sehat, surat izin orang tua, surat komitmen mahasiswa, serta memiliki pengalaman organisasi,” lanjutnya. 

Perihal pelaksanaan kegiatan dari program tersebut, Rahma menjelaskan bahwa peserta KKN Wasaka dapat menghasilkan suatu output untuk desa. “Mahasiswa diharapkan bisa menghasilkan suatu output yang sesuai dengan bidangnya, misalnya mahasiswa dari Ilmu Komunikasi bisa membuat website untuk kecamatan,” tutur Rahma. 

Disambut Positif oleh Mahasiswa

       Program KKN Wasaka yang dirasa menjanjikan segudang manfaat pun mendapat respons positif dari mahasiswa. Shubah Shofia, Mahasiswa FKIP 2021 menjelaskan bahwa program tersebut merupakan langkah awal yang baik bagi universitas. “Adanya KKN Wasaka ini membuktikan bahwa ada progres yang baik dari pihak universitas,” ujarnya pada wawancara daring, Senin (19/2).

Sependapat dengan yang disampaikan Shubah, Mutia Azzahro, Mahasiswa FISIP 2021 sekaligus sebagai mahasiswa yang lolos seleksi KKN Wasaka mengaku ketertarikannya mengikuti program tersebut didukung dengan berbagai manfaat yang bisa didapat. “Melalui program ini mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman dan meningkatkan keterampilan sosial,” tuturnya saat diwawancarai secara daring, Minggu (18/2).

Di sisi lain, nyatanya terdapat segelintir mahasiswa yang belum mengetahui perihal program KKN Wasaka. Gina Aulia, Mahasiswa FKIP 2021, merasa bahwa dirinya belum mendapatkan informasi terkait program tersebut. “Saya belum pernah mendengar informasi tentang program tersebut sehingga kurang mengetahui bentuk programnya seperti apa,” tuturnya saat diwawancarai secara online, Senin (19/2). 

Selaras dengan Gina, Yunisa Putri Simahara selaku Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) 2022 pun mengaku bahwa belum mendapat informasi tentang program tersebut di lingkungan fakultas. “Informasi tidak disebarkan secara merata ke seluruh fakultas sehingga mahasiswa yang sebenarnya tertarik menjadi terhambat untuk mengikuti program tersebut,” ungkapnya saat diwawancarai via WhatsApp, Minggu (18/2). 

Mulai Gencarkan Sosialisasi

Perihal penyebaran informasi terkait program KKN Wasaka, Iwan mengaku bahwa telah memperkenalkan program tersebut kepada setiap fakultas. “Sosialisasi telah dilakukan kepada dekan tiap fakultas, koordinator program studi, dan unit pengelola KKN Wasaka,” ungkap Iwan. Ia juga menambahkan, ke depannya pihak universitas akan terus melakukan sosialisasi secara masif. 

Adapun untuk sosialisasi ke mahasiswa, Rahma pun menuturkan bahwa pihak universitas telah merencanakan untuk melakukan sosialisasi secara langsung. “Tim kami berencana mengundang mahasiswa untuk sosialisasi melalui Zoom Meeting,” terangnya.

         Meski informasi perihal program KKN Wasaka belum tersebar luas di seluruh kalangan, hal tersebut nyatanya tak menyurutkan minat mahasiswa dalam mengikuti program tersebut. Rahma menyebut, program KKN Wasaka telah menggaet banyak peminat di angkatan pertama. “Peminat dari program ini sekitar 60 orang, yang mana sangat melebihi target awal 50 orang,” ucap Rahma. Ia menambahkan bahwa mahasiswa pendaftar didominasi oleh mahasiswa dari FISIP, khususnya Program Studi Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Komunikasi.

Menurut penuturan Rahma, program KKN Wasaka tak hanya mendapatkan antusiasme dari kalangan mahasiswa, melainkan juga pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan program tersebut. “Aparat desa turut antusias menyambut kerja sama dari program ini,” ujar Rahma. Terlebih, Rahma mengungkapkan bahwa ke depannya akan diadakan kerja sama dengan beberapa instansi untuk mendukung program KKN Wasaka. “Program ini akan turut menggaet beberapa pihak pemerintah daerah, misalnya seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda),” lanjutnya.

Rahma turut menaruh harapan agar program KKN Wasaka terus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. “Semoga pihak universitas dan pemerintah daerah baik di dalam maupun di luar Banjarmasin akan terus membersamai program ini,” harapnya. Sejalan dengan Rahma, Iwan pun mengharapkan hal yang serupa. “Semoga program ini juga bisa terus bekerjasama dengan MBKM pusat,” ujarnya.

Pihak universitas pun memupuk harapan besar kepada mahasiswa yang mengikuti program KKN Wasaka, seperti yang disampaikan oleh Rahma perihal kebermanfaatan program tersebut. “Besar harapan kami agar mahasiswa bisa membawa perubahan, perkembangan, serta pemikiran baru terhadap desa yang ditempati,” tutupnya.

(MAL, OBL, AZW)