Banjarmasin dengan julukan Kota Seribu Sungai, kini tengah berstatus Darurat Sampah usai penutupan Unit Pelaksana Teknis Daerah Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (UPTD TPAS) Basirih. Dalam situasi pelik ini, dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dengan bijak. Komunitas sebagai wadah masyarakat memainkan peran penting dalam mengedukasi dan mendorong aksi nyata lingkungan. Lankar.id hadir serupa angin segar di tengah masyarakat Banjarmasin melalui programnya EduAction; Cute Plaper, edukasi pengolahan sampah anorganik menjadi ecobrick yang bermanfaat.
Langkah Nyata untuk Lingkungan
Shofiyya Sholihah, atau akrab disapa Shofiyya, mendirikan komunitas Lankar.id pada 27 September 2023 dengan sembilan pengurus dari berbagai daerah seperti Banjarmasin, Balangan, serta wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Komunitas ini bergerak di tiga bidang penting, yakni ekonomi kreatif, pemberdayaan perempuan, dan aksi peduli lingkungan.
“Melalui komunitas, suara kita akan lebih valid dan menarik perhatian orang lain. Komunitas juga dapat menjadi wadah untuk menyuarakan aspirasi dan bergerak bersama sehingga memberikan pengaruh nyata,” ujar Shofiyya saat diwawancarai secara daring pada Selasa (25/2).
Tak ketinggalan, Shofiyya mengamati situasi darurat sampah di Banjarmasin, sampah meluber liar di berbagai titik seperti pinggir jalan dan Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Sebagai wujud nyata kepedulian isu darurat sampah tersebut, Lankar.id mengadakan program workshop bertajuk EduAction; Cute Plaper.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (22/2) di Hopes Coffee Banjarmasin ini dihadiri oleh sekitar 16 peserta. Mereka dengan antusias saling memberikan ide dan pengalaman tentang pengelolaan sampah, mengingat tidak sedikit dari mereka merupakan anggota dari komunitas yang bergerak di bidang lingkungan.
Tidak hanya menghadirkan sesi diskusi, program ini juga mengajak para peserta untuk terlibat dalam aksi nyata, yaitu membuat ecobrick dari sampah kertas maupun plastik yang telah mereka bawa dari rumah. Pembuatan ecobrick ini menggunakan botol mineral plastik yang diisi dengan sampah anorganik. Selanjutnya, kegiatan ini juga dilengkapi dengan sesi pembagian penghargaan bagi peserta yang paling banyak membawa sampah dan peserta teraktif sebagai motivasi untuk terus berkontribusi terhadap lingkungan.
“Melalui EduAction; Cute Plaper harapannya kita bisa mengedukasi masyarakat agar mereka sadar sampah bisa didaur ulang. Contohnya, hasil dari pelatihan eco-brick hari ini jika dikumpulkan dalam jumlah yang banyak bisa disulap menjadi kursi taman dan benda fungsional lainnya,” tutur Shofiyya.
Ia menambahkan, sampah bukan hanya dilihat sebagai sesuatu yang harus disingkirkan. Padahal, sampah dapat diolah kembali melalui cycling up sehingga bisa mempunyai nilai jual.
Tingkatkan Kesadaran Sambil Jalin Kebersamaan
Pengalaman mengikuti program aksi lingkungan ini pun diutarakan oleh Connie, salah satu mahasiswi dari Universitas Terbuka. Awalnya, ia melihat e-flyer EduAction; Cute Plaper melalui unggahan seorang teman. Hati Connie pun tergerak dan langsung mendaftarkan diri. “Saya sangat senang dan bersyukur bisa membuat ecobrick dengan orang-orang baru yang saya temui, menyenangkan namun tetap intimate,” ujarnya saat wawancara daring, Rabu (26/2).
Sependapat dengan Connie, Bulan selaku peserta dan sesama mahasiswi dari Universitas Terbuka merasa, dengan hadirnya program EduAction; Cute Plaper ini membuatnya antusias karena bisa bertemu relasi baru dari berbagai kalangan dengan concern yang sama terhadap lingkungan. “Saya mengikuti kegiatan ini karena kesadaran diri sendiri. Menurut saya, sekarang kita darurat orang-orang yang bisa bijak mengelola sampah,” ujarnya saat diwawancarai secara langsung, Rabu (26/2).
Bulan juga menambahkan harapannya agar program peduli lingkungan seperti EduAction; Cute Plaper bisa menjadi contoh bagi komunitas-komunitas lain untuk dilaksanakan dan dikemas secara menarik serta lebih variatif sehingga menjangkau semua kalangan.
Ketua Divisi Aksi Peduli Lingkungan Komunitas Lankar.id, Aulya Mu’fifah Putri menjelaskan, program ini tidak hanya menjadi tempat menambah kepedulian terhadap lingkungan, melainkan juga dapat meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengelola sampah. Hal ini bisa menjadi solusi untuk sebagian orang yang terkadang enggan atau merasa jijik saat harus bersentuhan dengan sampah.
“Kadang ada masyarakat yang ingin mengikuti aksi peduli lingkungan, tapi di sisi lain mereka merasa geli. Padahal, jika dikelola dengan baik, sampah dapat menjadi sesuatu yang bernilai,” ucap Aulya pada Selasa (25/2).
Ia pun berharap kesadaran masyarakat akan peduli lingkungan terus meningkat. “Bersama Lankar.id, kami mendorong lebih banyak orang untuk peduli terhadap lingkungan dan menumbuhkan kreativitas dengan media sampah untuk diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat,” pungkasnya.
Dorong Kepedulian Lewat Edukasi dan Inovasi
Aksi peduli lingkungan ini juga mendapat respon positif dari akademisi, salah satunya Dian Masita Dewi selaku Ketua Pusat Studi Eco Enzyme Universitas Lambung Mangkurat. Ia memaparkan bahwa kegiatan ecobrick ini dapat menjadi langkah yang bagus dalam meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk mengolah limbah sampah.
“Komunitas-komunitas seperti ini biasanya lebih cepat dalam menyampaikan sesuatu kepada masyarakat karena berdasarkan trust (rasa percaya). Seperti ecobrick, misalnya, sampah dapat diolah menjadi bahan bangunan rumah atau pengganti bata. Pemberian contoh seperti itu bisa membuat masyarakat lebih trust,” ujarnya saat diwawancarai secara daring, Senin (24/2).
Ia juga berharap program ini dapat menginspirasi komunitas-komunitas lain nantinya. “Semoga aksi-aksi yang dilakukan oleh Lankar.id ini menjadi motivasi juga untuk mendorong komunitas-komunitas lainnya turut serta memberikan edukasi,” pungkasnya penuh harap.
Shofiyya pun mengungkapkan harapannya agar komunitas Lankar.id dapat bergandengan tangan dengan instansi terkait dari pemerintahan seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan komunitas lainnya yang sama-sama bergerak di bidang lingkungan.
“Lankar.id masih berupa komunitas kecil, saya harap nantinya lebih banyak kolaborasi dengan komunitas lainnya dan juga pemerintah,” ungkapnya.
Harapan dan sambutan baik terhadap berbagai program yang mereka jalankan menjadi angin segar yang meniupkan semangat dan tekad para penggerak Komunitas Lankar.id untuk terus melangkah bersama menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya.
(ANY, YMA, AFI)
Leave a Reply