Tuntaskan Asesmen BAN-PT, ULM Menanti Hasil Reakreditasi dengan Optimisme

Meneguhkan komitmen terhadap mutu pendidikan tinggi, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) telah menyelesaikan Asesmen Lapangan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang telah berlangsung pada Kamis (27/2) hingga Sabtu (1/3) yang lalu. Asesmen ini menjadi ajang verifikasi dan evaluasi terhadap implementasi akademik serta tata kelola universitas, mengacu pada Laporan Evaluasi Diri (LED) yang telah diajukan sebelumnya. Hasil asesmen akan menentukan status akreditasi ULM sekaligus mengarahkan langkah peningkatan kualitas institusi sesuai standar nasional.

Peninjauan Berlangsung Intensif

Asesmen lapangan yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut terdiri dari beberapa rangkaian agenda yang dihadiri oleh sivitas akademika dan alumni. Sesi wawancara kepada dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa berlangsung di Theatre Building Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), sedangkan wawancara bersama alumni berlangsung di Gedung Pascasarjana FEB ULM. 

Selain sesi wawancara, ada beberapa agenda lainnya seperti penetapan data Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) dan penyampaian berita acara ke pimpinan perguruan tinggi yang berlangsung di Ruang Rapat Senat Lantai 3.

Iwan Aflanie selaku Wakil Rektor 1 Bidang Akademik sekaligus Ketua Tim Percepatan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) ULM mengaku optimis melihat seluruh rangkaian asesmen telah rampung tanpa kendala berarti. “Dua hari berjalan lancar, kita pastikan bahwa standar akademik dan tata kelola ULM selaras dengan kriteria yang telah ditetapkan,” jelasnya saat diwawancara daring, Jumat (28/2). 

Adapun indikator yang menjadi penilaian  Tim Asesor BAN-PT dalam kunjungannya kali ini yakni, dengan meninjau sembilan kriteria utama yang mencakup visi misi, tata kelola, hingga luaran penelitian dan pengabdian masyarakat. Penilaian dilakukan secara menyeluruh melalui verifikasi dokumen serta wawancara dengan berbagai pihak, mulai dari pimpinan universitas, tenaga pendidik, mahasiswa, hingga alumni.

Terkait hasil asesmen, Iwan memperkirakan keputusan akhir akan diumumkan dalam dua pekan atau lebih, dengan pemantauan berkala setiap tiga hari untuk memastikan kelancaran prosesnya.

Sinergi dan Kontribusi Sivitas Akademika

Berlangsungnya proses asesmen turut memetik sukacita mahasiswa, terutama mereka yang ikut serta dalam sesi wawancara. Oinitema Gea, Mahasiswa Fakultas Kehutanan ULM mengungkapkan rasa bangganya karena dapat berkontribusi langsung dengan harapan asesmen membawa dampak positif bagi ULM. 

“Saya bangga berkontribusi untuk mengembalikan marwah ULM sebagai institusi unggul,” tuturnya saat diwawancarai daring, Sabtu (1/3). Selain itu, ia mengungkapkan bahwa dalam proses asesmen mahasiswa mendapat pendampingan penuh dari panitia sehingga dapat mengikuti seluruh rangkaian dengan lancar dan terarah. 

Mengenai pertanyaan yang diajukan, ia menilai bahwa asesor sangat kritis dalam menggali informasi mengenai kondisi ULM. “Saya menjawab berdasarkan fakta dan pengalaman pribadi. Misalnya, ketika ditanya mengenai akses informasi di ULM, saya menjelaskan bahwa informasi kampus sangat terbuka dan mudah diakses, baik melalui sosialisasi langsung maupun platform digital dan media sosial resmi,” tambahnya.

Setelah asesmen selesai, ia semakin optimis bahwa ULM akan meraih akreditasi unggul. “ULM bukan sekadar kampus biasa, tetapi institusi dengan keunggulan di berbagai bidang dan tempat mahasiswa dari berbagai daerah memperjuangkan masa depan mereka. Saya percaya, ULM layak untuk terus menjadi kampus unggul,” tutupnya.

Dalam mewujudkan kualitas pendidikan yang bermutu, dosen dan tenaga pendidik lainnya memainkan peran yang sangat krusial. Sri Maulida, Dosen Ekonomi Pembangunan FEB ULM, menekankan bahwa keberhasilan mekanisme ini tidak terlepas dari pergerakan aktif dosen dan tenaga pendidik. “Untuk mencapai suatu kebijakan, selalu ada koordinasi antar pimpinan dan dosen, sehingga dosen memiliki peran penting untuk melakukan pergerakan,” tuturnya saat diwawancarai daring, Sabtu (1/3).

Maulida juga menambahkan bahwa asesmen harus menjadi pijakan untuk membangun budaya akademik yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa peningkatan kualitas tidak boleh berhenti setelah akreditasi diraih. “Keberhasilan nanti harus menjadi kesadaran kolektif dari seluruh sivitas akademika untuk mempertahankan budaya pembelajaran yang sudah ada,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa setiap pihak memiliki perannya masing-masing dalam menjaga standar mutu universitas. “Dosen harus sadar untuk mengajar, meneliti, dan mengabdi dengan standar internasional. Mahasiswa harus sadar bahwa kuliah bukan hanya tentang memenuhi kewajiban akademik, tetapi juga berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Begitu pun alumni yang datanya berguna untuk tracer study,” pungkasnya. 

Evaluasi sebagai Pilar Transformasi

Terlepas dari pengukuran angka dan pemenuhan indikator, peninjauan juga menjadi momentum bagi ULM untuk menakar efektivitas tata kelola serta merancang langkah strategis dalam meningkatkan kualitas institusi. Iwan menyebutkan bahwa asesmen tidak hanya berorientasi pada capaian akreditasi, tetapi juga menjadi landasan evaluatif bagi peningkatan kualitas layanan akademik dan administrasi, serta penguatan kerjasama strategis dengan mitra eksternal.

 “Peningkatan kualitas layanan menjadi fokus utama sebagai bagian dari percepatan. Maka dari itu, kami turut menghadirkan perwakilan dari berbagai sektor, termasuk perbankan, perusahaan swasta, pemerintah daerah, hingga Menteri Lingkungan Hidup untuk memperkuat jejaring kerja sama,” tambahnya.

Sinergitas yang sudah dilakukan oleh seluruh sivitas akademika dalam asesmen lapangan diharapkan mencapai hasil yang memuaskan. Iwan mengungkapkan tahap berikutnya berada pada Majelis Akreditasi BAN-PT, dimana hasil penilaian akan dibahas untuk ditetapkan sebagai status akreditasi final ULM. “BAN-PT akan melakukan rekapitulasi terhadap semua hasil verifikasi serta melakukan validasi akhir sebelum mengeluarkan keputusan resmi,” jelasnya.

Terakhir, Iwan menaruh harapan besar terhadap seluruh proses asesmen yang berlangsung. Ia berharap agar proses ini akan menjadi pendorong utama ULM untuk terus mengalami kemajuan. “Saya harap ULM terus berkembang menjadi institusi yang lebih maju, berkualitas, dan sejahtera bagi seluruh sivitas akademika,” tutupnya.

(KYE, VEY, MAL)