Banjarmasin—Kehadiran pinjaman online menjadi polemik bagi masyarakat khususnya bagi
mereka yang terus beriringan dengan teknologi. Perkembangan teknologi juga menjadi penyebab
paling utama mengapa masyarakat menggunakan pinjaman online sebab selain menyediakan
wadah pinjaman itu sendiri, perkembangan semacam ini juga menciptakan berbagai macam
informasi yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun sehingga masyarakat cenderung
memiliki berbagai macam pikiran, kebutuhan hingga keinginan. Hal ini cukup berbahaya sebab
menggunakan pinjaman online dengan tingkat literasi keuangan yang rendah, bukan tidak
mungkin akan terjebak pada bunga kredit yang mencekik.
Tim Paradoxia adalah salah satu tim yang sedang mengikuti kegiatan Program
Kreativitas Mahasiswa yang dinaungi oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
(Belmawa) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Teknologi (Kemdikbudristek)
dalam meningkatkan mutu mahasiswa dari sisi kemampuan akademis dan profesional. Kegiatan
PKM tahun ini sudah dimulai dari bulan Februari dan masih berjalan hingga sekarang sampai bulan Agustus nanti. Proses akhir dari kegiatan ini adalah acara Pekan Kegiatan Ilmiah Nasional
(PIMNAS) yang merupakan kegiatan puncak dari kegiatan PKM.
Dengan judul, “The Paradox of Digital Affluence: Motivasi dan Viral Marketing Pada Aplikasi
TikTok terhadap Keputusan Pinjaman Online iGeneration di Kota Banjarmasin,” Tim Paradoxia
akan menelusuri apa saja alasan iGeneration di kota Banjarmasin sampai berakhir menggunakan
pinjaman online. Selain itu, menjadikan viral marketing sebagai dugaan yang memberikan
jembatan atas keinginan masyarakat dengan pinjaman online membuat riset ini memiliki batasan
tegas dan jelas sehingga dapat mengetahui motif secara pasti.
Dalam menjalankan risetnya, Tim Paradoxia memiliki anggota dari beberapa program studi yaitu
Ellya Agustina Imanuela Tjhia (Manajemen), Halimah (Manajemen), Noorhayati (Manajemen),
Ramadani (Pendidikan Ekonomi), dan Agustia Rinjani Putri (Sosiologi) sehingga jangkauan
ilmu yang dilibatkan juga semakin luas.
Setidaknya dalam riset ini ditemukan di balik iGenerations yang memiliki rentang usia 18-34
tahun untuk saat ini, ternyata mereka yang baru menginjak usia 19-22 tahun mendominasi
sebagai pengguna pinjaman online terbanyak meskipun status mereka masih mahasiswa dan
belum bekerja. Alasannya bermacam-macam, ada yang mengatakan bahwa tuntutan gaya hidup
di Banjarmasin hingga faktor lingkungan. Dari berbagai motif yang ada, semua tidak lepas dari
keinginan mereka terhadap suatu produk setelah menonton konten pada aplikasi TikTok dan itu
lah yang kemudian disebut sebagai keberhasilan viral marketing sebagai strategi menggaet
penonton untuk membeli produk terlepas bagaimana pun caranya.
Lantas, mengapa viral marketing sangat terlihat powerful sampai membuat iGenerations rela
melakukan pinjaman online sebagai alternatif keuangannya? Berdasarkan kesimpulan
wawancara yang telah dilakukan oleh Tim Paradoxia menyatakan bahwa terdapat bantuan
berupa stimulasi digital terhadap viral marketing ini sendiri dalam bentuk iklan pinjaman online.
Iklan ini pun hadir di aplikasi TikTok dengan berbagai macam fitur seperti iklan berbayar hingga
iklan yang diselipkan pada konten-konten influencer. Tentu saja iGenerations menjadi korban
terbanyak sebab rendahnya tingkat literasi keuangan. Oleh sebab itu, riset yang dilakukan oleh
Tim Paradoxia memiliki tujuan dapat memberikan strategi yang efektif dan sesuai dengan
permasalahan ini terkait peningkatan literasi keuangan kepada iGenerations Banjarmasin untuk meminimalisir setidaknya jumlah pengguna pinjaman online yang tidak bijak dan tidak
bertanggung jawab.
Meskipun begitu riset Tim Paradoxia mengenai hal ini belum berakhir. Masih terdapat banyak
sekali kemungkinan perkembangan riset yang akan terjadi kedepannya, terlebih lagi saat ini Tim
Paradoxia tengah menyiapkan diri untuk PKM yaitu Penilaian Kemajuan Pelaksanaan Program
Kreativitas Mahasiswa (PKP2) sebagai tahapan untuk mendapatkan kesempatan berpartisipasi
dalam Pekan Kegiatan Ilmiah Nasional (PIMNAS) yang merupakan kegiatan puncak dari
kegiatan PKM.
Mengenai perjalanan PKM tersebut, Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (FEB ULM), Asrid Juniar pun mengutarakan
harapannya. “Semoga memberikan yang terbaik untuk FEB dan ULM karena baru pertama kali
ada tim PKM yang lolos dari FEB,” tuturnya dalam wawancara. Asrid turut berharap agar
kegiatan ini dapat memancing mahasiswa FEB yang lain untuk mengikuti kompetisi PKM
tingkat Nasional dan banyak melakukan sharing knowledge bagi tim PKM di 2025 agar tim yang
lolos semakin banyak.
Leave a Reply