Rektorat Perjelas Mekanisme Penerapan Sistem Gerbang Parkir Otomatis di ULM

Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin tengah menambah fasilitas baru berupa gerbang parkir otomatis yang mulai dibangun sejak Oktober 2024. Fasilitas yang dibangun di jalur masuk dan jalur keluar ULM ini menuai berbagai tanggapan dari warga kampus, terutama kekhawatiran terkait risiko antrian di gerbang masuk yang berpotensi mengganggu kelancaran aktivitas perkuliahan.

Pembatasan Guna Keamanan Bersama 

Hadirnya fasilitas gerbang parkir otomatis ini membuat banyak pihak berspekulasi bahwa fasilitas tersebut digunakan untuk kebutuhan operasional universitas. Siti Nurfaizah, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) berpendapat terkait hal tersebut. “Seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan mahasiswa dengan tidak memberatkan secara finansial,” ucapnya saat diwawancarai via WhatsApp, Jumat (7/12).

Hal tersebut juga menuai pertanyaan mahasiswa lainnya yakni Meisya Kamila, Mahasiswa Prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). “Apakah nanti mahasiswa dikenai biaya untuk masuk wilayah kampus? Sedangkan kami sudah membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang jumlahnya terbilang cukup banyak,” ujarnya saat diwawancarai secara daring pada Sabtu (9/12).

Menanggapi terkait simpang siurnya kabar ini, Arief Rahmad Maulana Akbar selaku Wakil Rektor 2 Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum ULM mengungkapkan bahwa hadirnya fasilitas baru ini ditujukan untuk keamanan bersama. “Portal itu akan difungsikan untuk membatasi orang luar yang tidak berkepentingan untuk memasuki area kampus,” ujarnya saat diwawancarai via Zoom Meeting, Sabtu (7/12). Ia juga menambahkan dengan adanya fasilitas baru ini barang mahasiswa bisa lebih terjaga dari kehilangan-kehilangan, baik di kendaraan maupun di fasilitas kampus.

Mekanisme Penerapan Fasilitas Baru

Dalam penerapan sistem gerbang parkir otomatis ini, mahasiswa ULM akan menerima stiker identitas sebagai civitas akademika. “Stiker ini harus ditunjukkan saat memasuki kampus melalui portal yang telah terpasang,” jelas Arief. Tidak hanya untuk mahasiswa ULM saja, mahasiswa dari Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) juga akan menggunakan stiker identitas agar bisa memasuki area kampus. “Jadi mahasiswa masuk portal dan nanti akan diamati oleh satpam,” tambahnya.

Guna meningkatkan pengamanan di kampus, jika ada pengunjung luar yang ingin memasuki area kampus, harus mengambil karcis terlebih dahulu di gerbang tersebut. “Driver ojek online (ojol) dan orang luar ngambil karcis, toh tidak berbayar juga. Jadi sekedar karcis sebagai tanda pengenal masuk saja,” tambah Arief. Sistem gerbang parkir otomatis ini juga dapat dioperasikan secara manual oleh satpam untuk menghindari antrian saat lalu lintas padat. “Tergantung situasinya, kalau lalu lintasnya padat langsung dibuka, biar tidak ada antrian, jadi satpam cukup mengawasi,” tutup Arief.

Menuju Kampus Modern

Selain meningkatkan keamanan dan kenyamanan civitas akademika, adanya fasilitas ini juga dapat meningkatkan kesan profesional dan modern, sejalan dengan perkembangan kampus lainnya. Tanggapan tersebut disampaikan oleh Desy Aulia Utami, Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP. “Dengan menerapkan ini, kampus dianggap lebih maju dan profesional sama halnya dengan kampus luar. Kemudian dari segi keamanan juga lebih terjamin, risiko pencurian kendaraan di dalam kampus pun dapat diminimalisir,” ujar Desy saat diwawancarai secara daring pada Sabtu (7/12).

Hal tersebut juga sejalan dengan tujuan yang diinginkan oleh ULM akan adanya fasilitas baru ini. “Kampus kampus besar semuanya pasti ada pemeriksaan. Jadi nanti mahasiswa akan dibagikan stiker dan akan diamati oleh satpam,” ujar Arief.

Aspirasi untuk Kemajuan

Kebijakan gerbang parkir otomatis ULM ini menuai harapan dari civitas akademika, seperti datang dari Riduansyah selaku dosen Administrasi Publik FISIP yang mengharapkan untuk dapat mencerminkan transparansi dan keadilan. “Kami berharap kebijakan ini juga memperhatikan aspirasi publik internal maupun eksternal kampus, sehingga kebijakan palang pintu otomatis ini sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi publik,” ucapnya.

Tak hanya Riduansyah, mahasiswa juga turut memberikan harapannya terkait fasilitas baru ini. “Semoga kalau fasilitas ini benar-benar diberlakukan, bisa berjalan dengan baik yang tidak menimbulkan kemacetan,” ujar Melisa Angelina Jayatri, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISIP saat diwawancarai secara daring, Sabtu (7/12). Sejalan dengan apa yang diucapkan Melisa, Desy juga berharap fasilitas ini dapat mempercepat proses keluar-masuk kendaraan sehingga tidak ada antrian panjang.

(AZW, IMA, FHA)