FISIP Lakukan Pemberdayaan Masyarakat dengan “Sumbangan Parkir”

Parkir FISIP

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM) telah menerapkan “sumbangan parkir” sukarela di area gedung lama dan gedung baru sejak beberapa tahun lalu. Meski sebagian besar fakultas di ULM sudah tidak menerapkan adanya pembayaran parkir, FISIP sendiri masih memberlakukan sumbangan parkir dengan dibantu oleh masyarakat setempat. Tentunya, pemberlakuan sumbangan parkir ini mengundang berbagai reaksi di kalangan mahasiswa FISIP.

Kerjasama Tanpa Kontrak FISIP dengan Petugas Parkir

Sejak kepengurusan Dekan FISIP terdahulu, yaitu Prof. Saladin Ghalib (2013-2017) dan Prof. Asmuni (2017-2021) pihak FISIP diketahui telah bekerjasama dengan petugas parkir dari luar. Rizal, salah satu petugas parkir mengaku sudah bekerja sejak Januari 2013 lalu dan hubungan kerja tersebut tidak memiliki perjanjian resmi atau kontrak kerja antara kedua belah pihak. “Kami diarahkan langsung untuk memberikan jasa dengan menolong mengatur area parkir yang ada di gedung lama dan gedung baru,” ujar Rizal saat diwawancarai secara langsung pada Jumat (28/10).

Selain itu petugas parkir juga ditugaskan untuk mengawasi serta menjamin keamanan area parkir. “Sering sekali kunci motor, handphone, dan barang lain tertinggal di kendaraan. Kemudian, kami amankan dan di foto sebagai bukti,” ujarnya. Rizal sebenarnya mengeluhkan beban pekerjaan sebagai petugas parkir tidak sebanding dengan gaji yang didapatkan. “Ada kepikiran ingin melepas (pekerjaan ini) karena kami disini tidak bekerja dengan sistem gaji. Jika perkuliahan libur maka kami tidak dapat penghasilan,” jelasnya. “Banyak rugi di waktu harus kerja seharian. Belum lagi hari Sabtu yang seharusnya libur, terkadang harus tetap jaga semisal ada perkuliahan,” tambahnya.

Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Lahan Parkir

Melalui press release yang dikeluarkan oleh website resmi milik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ULM pada Senin (29/8) yang berjudul “Pola Pemberdayaan Triple”, dijelaskan bahwa pengelolaan parkir merupakan salah satu bentuk pemberdayaan yang melibatkan masyarakat setempat. Website tersebut juga menjelaskan bahwa program “sumbangan parkir” menjadi simbol bahwa FISIP ULM telah melakukan pembinaan terhadap masyarakat setempat.

Berdasarkan press release tersebut, program ini bertujuan untuk menolong kelompok masyarakat dengan ekonomi terdampak pandemi COVID-19. Mekanisme ini berjalan dengan memberi kesempatan kelompok masyarakat untuk mengelola secara mandiri lahan parkir tersebut sesuai dengan ketentuan kementerian keuangan. Selain itu, petugas parkir juga tidak diperkenankan melakukan pungutan tetapi petugas parkir hanya diperkenankan menaruh kotak untuk pemilik kendaraan roda dua atau empat untuk menyerahkan uangnya dengan sukarela.

Dana Parkir FISIP Bermuara Pada Kegiatan Senam

Uang hasil “sumbangan parkir” tersebut ternyata tidak seluruhnya diambil sebagai gaji petugas parkir. Sebagian uang tersebut diserahkan kembali ke pihak fakultas dalam bentuk sumbangan untuk kegiatan senam pagi yang dilaksanakan oleh seluruh staff FISIP setiap hari Jumat dan bertempat di area parkir gedung baru. “Sejak kepengurusan Dekan yang sekarang, aliran uangnya jelas untuk kegiatan senam,” jelas Rizal saat wawancara lanjutan pada Rabu (9/11). Rizal juga menjelaskan bahwa penyerahan uang tersebut juga melibatkan pihak ketiga yakni Masrina, Staf Magister Administrasi Publik (MAP) Pascasarjana ULM.

Di sisi lain, Masrina juga mengkonfirmasi hal tersebut. “Saya diminta oleh Dekan menyimpan dan mengelola uang tersebut untuk kepentingan kegiatan senam,” ujarnya saat diwawancarai pada Senin (14/11). Ia menuturkan bahwa petugas parkir menyerahkan rata-rata uang sebanyak Rp600.000 per minggu secara rutin. “Semua transaksi uang sumbangan parkir ada kuitansi dan perincian penggunaannya sebagai laporan ke atasan,” jelasnya. Masrina juga menggambarkan sedikit rincian pemakaian uang tersebut. “Biaya instruktur senam sekitar Rp250.000, untuk konsumsi Rp300.000 dan sisanya Rp50.000 untuk membeli gelas piring plastik dan air mineral,” tambahnya. Namun, bukti laporan keuangan yang dipegang oleh Wakil Dekan 1 tersebut tidak dapat ditunjukan tanpa persetujuan beliau.

Pro-Kontra Mahasiswa Menyikapi Pengelolaan Lahan Parkir

Reni Yuvita, Mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP ULM 2021 mengaku terkejut saat mengetahui masih harus membayar parkir di Gedung FISIP. “Awalnya kaget, ternyata di (gedung) FISIP masih bayar parkir karena setahuku di fakultas lain parkirnya gratis,” ungkap Reni saat diwawancarai secara online pada Kamis (27/10). Meskipun selalu membayar parkir, Reni tetap menyayangkan karena masih harus membayar parkir di gedung FISIP. “Kalau di tempat umum seperti mall, wajar untuk membayar parkir. Namun, di sebuah perguruan tinggi rasanya agak aneh. Jika mempertimbangkan masalah keamanan, lebih baik menggunakan satpam,” saran Reni.

Berbeda dengan Reni, Andhea Karliani, Mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP ULM 2022 justru merasa terbantu dengan adanya petugas parkir tersebut. “Saya sering lupa dan meninggalkan kunci atau handphone saya di motor. Kemudian, barang saya yang tertinggal tersebut akan diamankan oleh petugas parkir,” ungkap Andhea saat diwawancarai secara online pada Kamis (27/10). Ia juga merasa tarif sukarela yang ditetapkan masih wajar untuk diterapkan kepada mahasiswa. “Saya tidak keberatan karena tarifnya hanya Rp1.000 dan sifatnya sukarela. Menurut saya, nominal ini tidak terlalu besar mengingat petugas parkir juga selalu menyusun kendaraan mahasiswa dengan rapi,” ungkapnya.

Dekan: Mahasiswa Seharusnya Lebih Peka

Dalam menanggapi keluhan mahasiswanya, Budi Suryadi selaku Dekan FISIP ULM sebelumnya memiliki rencana untuk menyerahkan pengelolaan lahan parkir kepada Ormawa FISIP ULM dan membahasnya dalam pertemuan tertutup bersama BEM FISIP ULM. “Sempat ada pertemuan dengan BEM FISIP. Namun, disepakati Ormawa tidak menyanggupinya karena mahasiswa memiliki jadwal kuliah dan rasanya kurang baik jika harus merapikan motor di jam perkuliahan,” ungkap Sahrul, Ketua DPM ULM, saat diwawancarai secara online pada Senin (12/12).

Sementara itu, Budi mengimbau agar mahasiswa lebih peka terhadap masyarakat sekitar karena program ini bertujuan untuk membantu mereka. “Saya kasihan dengan masyarakat sekitar yang sekarang menjaga parkir. Sehingga program ini bertujuan untuk membantu mereka,” terangnya saat diwawancarai secara online pada Jumat (4/11).

ABG, AU