Memilih Golput di Pemilu-Ma FISIP ULM 2023

Senin (4/12), Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM) lakukan pemungutan suara untuk Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilu-Ma). Di tengah euforia Pemilu-Ma, Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPU-M) FISIP ULM menyatakan bahwa masih terdapat mahasiswa yang memutuskan untuk tidak menggunakan hak suaranya atau menjadi golongan putih (golput) dalam Pemilu-Ma FISIP tahun ini.

Suara Mahasiswa dalam Pemilu-Ma

Pasca nihilnya dilakukan Pemilu tahun sebelumnya (2022), pemilihan pasangan calon (paslon) Ketua dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP tahun ini akhirnya bisa dilaksanakan secara langsung. Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan pada data perolehan KPU-M FISIP ULM, dari jumlah 3.519 mahasiswa yang ada di Daftar Pemilih Tetap (DPT), hanya sebanyak 1.519 yang ikut mencoblos. Sekitar 56,8% mahasiswa tidak memberikan suaranya, menunjukkan fenomena golput yang signifikan pada Pemilu-Ma tahun ini. 

Mengenai permasalahan golput yang telah terjadi, Alfian Al Azhar dari Prodi Ilmu Komunikasi selaku salah satu mahasiswa yang memutuskan untuk golput menjelaskan alasan dibalik tindakannya. Alfian menilai politik kampus dijadikan ajang kampanye hitam untuk saling menjatuhkan antar kandidat paslon. “Saya tidak ingin pemikiran saya dimanipulasi oleh tim sukses untuk memilih salah satu paslon,” tuturnya saat diwawancarai via WhatsApp, Rabu (6/12). Selain itu, Alfian juga mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap politik kampus yang terkesan memaksa. “Saya merasa tidak puas karena politik yang ada di lingkungan kampus lebih condong memaksa daripada mengarahkan untuk memilih. Padahal ini bukan kewajiban melainkan hak mahasiswa,” ungkapnya.

Namun, stigma negatif terkait politik kampus tersebut rupanya tidak dipunyai oleh semua mahasiswa peserta Pemilu-Ma. Berbanding terbalik dengan Alfian, Resty Yustina Sitorus dari Prodi Ilmu Pemerintahan justru mengaku antusias dalam mengikuti proses Pemilu-Ma di tahun ini. “Saya sangat bersemangat untuk berpartisipasi dalam Pemilu-Ma, terlebih melihat persaingan politik yang cukup sengit antar paslon,” ungkapnya dalam wawancara online via WhatsApp pada Selasa (5/12). Teruntuk mahasiswa yang memutuskan untuk golput, Resty menyayangkan keputusan tersebut. Menurutnya, suara mahasiswa memiliki potensi untuk menentukan arah dan pandangan pemimpin FISIP ke depannya. “Sejatinya, setiap orang memiliki hak dan kebebasan untuk memilih maupun tidak,” jelas Resty.

Upaya KPU-M Tingkatkan Partisipasi

Menanggapi terkait partisipasi mahasiswa dalam Pemilu-Ma tahun ini, Ketua Umum Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPU-M) FISIP ULM, Pandhu Andhika Putra menjelaskan bahwa golput sudah lumrah terjadi dan bagian dari dinamika Pemilu-Ma. Ia beranggapan hal tersebut sulit dihindari karena di dalamnya terdapat golongan partisipan (pemilih) dan nonpartisipan (golput). Rasa ketidakpedulian dari diri pemilih atau calon kandidat yang dirasa kurang meyakinkan dinilai menjadi sebab. “Golput mahasiswa bisa disebabkan karena ketidakpedulian atau kurangnya keyakinan terhadap paslon,” jelas Pandhu saat diwawancara online pada Rabu (6/12).

Dalam upaya meningkatkan kesadaran politik dan keterlibatan mahasiswa dalam Pemilu-Ma tahun ini, Pandhu menegaskan bahwa mereka telah melaksanakan agenda khusus dalam rangkaian Pemilu-Ma, yaitu menggelar acara terbuka seperti verifikasi berkas paslon dan debat paslon untuk menarik minat banyak mahasiswa FISIP ULM. Meskipun demikian, ia kembali lagi menekankan bahwa kesadaran politik seharusnya tumbuh dari setiap individu. “Sebagai mahasiswa FISIP, sudah seharusnya kita lebih peka, aware, dan turut menggaungkan marwah politik di fakultas ini,” pungkasnya. 

Lebih lanjut, Pandhu juga mengimbau agar ke depannya seluruh mahasiswa FISIP dapat berpartisipasi untuk menyukseskan Pemilu-Ma. “Ke depannya seluruh mahasiswa FISIP bisa ikut menyukseskan Pemilu-Ma dan menggunakan hak pilihnya dengan bijak,” pungkasnya. Terakhir, ia juga berharap Pemilu-Ma terus terlaksana beriringan dengan partisipasi mahasiswa yang meningkat agar marwah demokrasi di FISIP akan selalu terjaga.

(ILY, MAU, VN)