ULM Bersih? Perlu Perbanyak Fasilitas Bak Sampah

Bak Sampah
Sumber: hellosehat.com

Sampah berserakan menjadi pemandangan yang jarang terlihat di lingkungan kampus Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Sampah yang berserakan tersebut sering didapati di titik padat aktivitas mahasiswa, seperti kantin Student Business Center (SBC) dan Open Space ULM. Hal tersebut disinyalir lantaran minimnya tempat pembuangan sampah sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan mata memandang. Terlebih faktor tersebut  nyatanya juga disebabkan kurangnya kesadaran mahasiswa dalam membuang sampah.

Fasilitas Tempat Sampah Dirasa Kurang

Masih terdapat beberapa titik sampah yang berserakan di lingkungan ULM, salah satunya di kantin SBC yang sering dijumpai sampah makanan dan minuman. Pandangan dan keasrian lingkungan kampus yang seharusnya tercermin sebagai lingkungan yang berpendidikan menjadi buram akibat kehadiran sampah tersebut. 

Peraturan tertulis maupun tidak tertulis perihal larangan membuang sampah sembarangan nyatanya belum bisa membereskan persoalan sampah yang demikian. Jika dilihat lebih dalam lagi alasan mengenai kurangnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya lantaran kurangnya ketersediaan tempat pembuangan sampah. Seperti yang dirasakan oleh salah satu Mahasiswa Administrasi Publik FISIP 2022, Devia Putri Pratami. Ia berpendapat bahwa kurangnya fasilitas ini dapat mempengaruhi sikap dari mahasiswa tersebut. “Tempat sampahnya jarang ditemui, jadi banyak yang malas membuang sampah ke tempatnya,” tuturnya.

Keluhan mahasiswa terhadap sampah menumpuk perlu menjadi perhatian pihak kampus sebagai penyedia fasilitas. Seharusnya kampus menjadi lingkungan yang nyaman bagi mahasiswa untuk berkegiatan sehari-harinya. Harfa Arba, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) angkatan 2023 merasa bahwa dirinya terganggu dengan aroma tidak sedap yang berasal dari sampah yang menumpuk di area SBC. “Sampah yang menumpuk akhirnya menimbulkan bau tidak sedap. Akibatnya membuat mahasiswa lain terkadang merasa kebauan dan tidak nyaman,” ungkap Harfa saat wawancara daring, Selasa (12/9).

Selaras dengan Devi,  NBR Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) angkatan 2020, mengungkapkan bahwa penyediaan tempat sampah sangat berpengaruh terhadap kuantitas sampah yang berserakan. “Seharusnya pihak kampus lebih memperhatikan lagi ketersediaan tempat sampah agar mahasiswa tidak membuang sampah sembarangan lagi,” jelasnya saat diwawancarai secara daring pada Selasa, (12/9). 

Kurang efektifnya penempatan tempat sampah di lingkungan ULM menimbulkan sampah yang berceceran dan kemudian merusak keasrian lingkungan di sekitar kampus. Penyediaan tempat sampah yang belum merata pun tentunya dapat mengganggu kenyamanan civitas akademika dalam berkegiatan. Tentu mahasiswa tidak ingin berdampingan dengan sampah-sampah yang menumpuk. 

Tindak Lanjut yang Harus Diambil

Mahasiswa sebagai generasi muda juga memerlukan kemudahan dan akses fasilitas, tetapi pihak kampus sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hal ini membeberkan alasan yang tak sepadan akan kurangnya ketersediaan bak sampah tersebut. Ardiansyah, Kepala Bagian Umum ULM menyebut bahwa penambahan tempat sampah hanya akan menghilangkan nilai estetika lantaran penampakannya yang terlihat kumuh. “Benar adanya bahwa lingkungan kita masih kurang tempat sampah, tetapi itu ada alasannya yakni karena berpengaruh terhadap estetika tempat,” jelasnya. 

Berangkat dari rasa ketidaknyamanan, seharusnya mahasiswa juga berpikir untuk memiliki kesadaran dalam memperhatikan lingkungan sekitarnya. Bukan hanya usaha dari pihak kampus untuk memberikan fasilitas, tetapi komitmen mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan tersebut juga sangat diperlukan. Sampah yang berserakan atau menumpuk di beberapa titik terjadi karena menurunnya inisiatif setiap orang untuk membuang sampah pada tempatnya sebab kurang tersedianya tempat sampah di beberapa titik. 

Sudah sepantasnya mahasiswa mampu melakukan dan menyuarakan hal-hal kecil seperti kesadaran dalam membuang sampah tersebut, sebab dari hal kecil dapat menumbuhkan sikap yang peduli kepada lingkungan di generasi selanjutnya. Pun halnya dengan tersedianya tempat sampah yang cukup, maka akan memudahkan para mahasiswa dalam membuang sampah tanpa harus bingung mencari ke berbagai titik tempat. 

(NI, DW)