Sinergi BEM ULM dan BEM KEMA UNPAD Sukseskan Program Sekolah Konservasi

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (BEM ULM) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Padjadjaran (BEM KEMA UNPAD) melaksanakan rangkaian kegiatan Sekolah Konservasi yang dilaksanakan pada Kamis (15/8) hingga Jumat (16/8) di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Kegiatan tersebut turut melibatkan beberapa instansi, seperti Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) dan beberapa sekolah yang dikunjungi. Selain untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN), kegiatan ini bertujuan guna meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan lebih mengenal satwa endemik Kalimantan, yakni Bekantan. 

Kolaborasi berawal dari BEM ULM yang menginisiasi program kerja konservasi pelestarian lingkungan, yang berfokus pada hewan endemik Bekantan. Kolaborasi terjalin dengan BEM KEMA UNPAD yang juga tengah menjalankan program serupa di Kalimantan Selatan. Kesamaan visi mengenai pelestarian lingkungan dan hewan endemik Bekantan mendorong BEM ULM dan BEM KEMA UNPAD untuk berkolaborasi dalam upaya konservasi primata ini. Ahmad Sairaji, selaku Ketua Pelaksana menjelaskan bahwa kolaborasi ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan antara BEM ULM dan BEM KEMA UNPAD. “Diharapkan dengan program kerja kolaborasi ini bisa menjalin hubungan lebih baik ke depannya dan bisa melanjutkan program kerja lain seperti studi banding dan lain sebagainya,” jelasnya saat diwawancarai secara daring, Jumat (30/8).

Sekolah Konservasi dimulai pada Kamis (15/8) dengan bekerja sama bersama Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) melakukan kunjungan ke Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak. Program Sekolah Konservasi sebagai peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) melibatkan pembersihan daerah sekitar dan penanaman bibit pohon mangrove rambai yang menjadi habitat utama Bekantan. Kegiatan lainnya mencakup aksi pembersihan pesisir pantai di Desa Tabanio, Kabupaten Tanah Laut, yang diikuti oleh berbagai pihak, termasuk aparat desa, kepolisian, dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

Kegiatan Sekolah Konservasi kemudian dilanjutkan pada Jumat (16/8) dengan sosialisasi mengenai konservasi alam ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Marabahan Baru dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Anjir Pasar. Sosialisasi ini disampaikan dengan media visual yang menarik dan interaktif untuk menanamkan kesadaran menjaga lingkungan hidup dan merasakan pentingnya peran mereka dalam upaya menjaga kelestarian satwa endemik, khususnya Bekantan. 

Rangkaian kegiatan ini menggarisbawahi pentingnya menjaga lingkungan dan pelestarian satwa endemik. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Nurul Jannah selaku Koordinator Acara. “Kami memilih rangkaian kegiatan ini dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, terutama generasi muda terhadap kelestarian Bekantan dan habitatnya,” jelasnya saat diwawancarai secara daring, Jumat (30/8).

Suksesnya penyelenggaraan Sekolah Konservasi tidak lepas dari kerja keras seluruh panitia dan kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak. Hal ini diungkapkan oleh Ahmad Sairaji selaku Ketua Pelaksana. “Dengan persiapan yang terbilang singkat selama kurang lebih dua minggu, program ini dapat berjalan dengan maksimal berkat kerja keras seluruh panitia dan kolaborasi yang baik dengan BEM KEMA UNPAD,” ungkapnya. 

Selain itu, bagi Sairaji, kolaborasi antara BEM ULM dan BEM KEMA UNPAD turut memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua belah pihak. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kerja sama yang luar biasa dari BEM KEMA UNPAD. Kami juga merasa senang dapat membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat setempat,” tambah Sairaji.

        Melihat potensi besar dari generasi muda, Sairaji berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi mahasiswa dan pelajar untuk turut serta dalam upaya pelestarian satwa langka dan menjadi langkah awal untuk membangun gerakan konservasi yang lebih besar. “Harapan kami, mahasiswa dan pelajar di Kalimantan Selatan dapat ikut serta melestarikan dan melindungi hewan endemik kita, serta dengan kegiatan ini mereka menjadi lebih peka dan lebih mengenal hewan endemik, khususnya Bekantan,” ungkapnya.

Tidak berhenti pada program Sekolah Konservasi, Sairaji mengungkapkan visi jangka panjang terhadap program ini, yakni rencana adanya kegiatan konservasi lainnya. “Ke depannya kami ingin melibatkan masyarakat secara langsung dan aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan konservasi, seperti sosialisasi, bazar, hingga seminar,” tutupnya. 

(NY, DRY)