Peran Mahasiswa ULM Terhadap Demokrasi Politik

Peran Politik Mahasiswa
Sumber: Dokumentasi LPM INTR-O

Dewasa ini, banyak orang yang sudah jenuh dengan kancah perpolitikan di Indonesia, salah satunya dampak dari polarisasi yang terjadi akibat Pemilihan Presiden 2019. Polarisasi pada dunia politik merujuk pada masyarakat yang memiliki sudut pandang berbeda terhadap isu tertentu. Di tengah kejenuhan ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menarik seluruh perhatian rakyat Indonesia dengan mewacanakan agenda Debat Calon Presiden pada September 2023. Tindakan dari BEM UI tersebut tentu menimbulkan pertanyaan dalam benak mahasiswa terkait tindakan yang dapat dilakukan untuk mendukung kelancaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024

Perlu Sikap Proaktif Dari Mahasiswa 

Kontribusi mahasiswa dalam pemilu sangat dibutuhkan, tetapi masih banyak yang memilih untuk acuh dan tidak peduli. Dikutip dari theconversation.com menyebutkan bahwa jumlah mahasiswa yang mencoblos dari 497 responden, adalah 27%, sementara 73% lainnya mengaku tidak terlibat atau biasa disebut golongan putih (golput). Hal ini terjadi disebabkan adanya blunder janji-janji pemimpin yang hanya mengumbar kata-kata manis sehingga banyak mahasiswa yang meremehkan pengetahuan, minat, dan partisipasinya dalam politik. Seperti yang diungkapkan Novtia Anugrah Sirait, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM) Angkatan 2023, “Saya sudah tidak peduli lagi dengan politik, karena tampaknya kita sudah tidak didengar. Terlalu banyak korban dari manusia politik yang tidak tau diri,” ungkapnya saat diwawancarai pada Selasa (12/9). 

Sikap acuh tak acuh ini tidak boleh terus dipertahankan. Mahasiswa tentunya akan merasakan apa yang terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh Ahmad Ronnan Fawwaz, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP ULM Angkatan 2023, bahwa jika mahasiswa memilih untuk golput (golongan putih) pemerintah akan membuat aturan yang merugikan, maka mahasiswa juga akan terdampak. “Oleh karena itu, kita perlu memilih dengan sangat bijak karena satu suara itu sangat berpengaruh agar mendapatkan pemimpin yang terbaik untuk Indonesia,” jelasnya saat diwawancarai pada Rabu (13/09). Selain sebagai pemilih, mahasiswa juga memiliki peran untuk mengawasi jalannya Pemilu 2024. Seperti yang dikatakan oleh Novtia Anugrah Sirait. “Salah satunya ikut serta dalam mengambil peran dalam Pemilu 2024 untuk merawat demokrasi yang sehat,” jelasnya saat diwawancarai secara langsung pada Selasa (12/9).

Perolehan tiap suara mahasiswa sangatlah penting karena pemilih muda menjadi salah satu kelompok terbesar dalam pemilihan tahun ini, memainkan peran kunci dalam menentukan hasilnya karena mereka menguasai 52% suara pada Pemilu 2024 nanti.  Seperti yang dipaparkan oleh Apriansyah, Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP ULM. “Tahun ini generasi muda merupakan pemegang suara terbanyak sehingga suara anak muda sangat dibutuhkan sekarang,” ujarnya.

BEM ULM Wakili Suara Generasi Muda 

Pemilihan ini menandai momen bersejarah di mana pemuda memiliki kekuatan besar untuk memengaruhi arah dan masa depan pemerintahan. Akibatnya, partisipasi mahasiswa dan aktivitas pemilihan yang sering kali mewakili pemuda memiliki potensi yang sangat besar untuk mencerminkan aspirasi generasi muda dan mengubah lanskap politik. Untuk memastikan bahwa suara generasi muda benar-benar terwakili dalam pemilihan ini, peran BEM ULM saat ini diharapkan dapat memastikan suara mahasiswa benar-benar terwakili dalam pemilihan ini.

Tak hanya melakukan perubahan secara individu, mahasiswa secara kolektif juga bisa melakukan perubahan seperti yang sudah dilakukan oleh BEM UI. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lambung Mangkurat diharapkan dapat berperan penting dalam mengawal pemilihan, menjamin kelancaran proses pemilihan yang adil, serta mendorong partisipasi mahasiswa dengan memberikan informasi prosedur pemungutan suara dan mengingatkan jadwal pemilu. Sifat dari peran tersebut dapat menjaga netralitas. BEM ULM diharapkan berkomitmen kuat untuk tidak memihak kandidat atau partai politik tertentu, dengan tetap fokus pada upaya edukasi dan pemberian hak pilih untuk menjamin integritas pemilu kampus tetap terjaga.

Peran mahasiswa menjadi semakin penting dalam lingkungan di mana banyak orang jenuh dengan politik, terutama setelah polarisasi yang muncul setelah Pemilihan Presiden 2019. Sangat penting bagi mahasiswa untuk menyadari bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengubah jalan politik dan masa depan negara ini. Meskipun ada beberapa individu yang mungkin merasa jenuh atau malas terhadap politik, keputusan yang mereka buat selama pemilihan sangat penting. 

Oleh karena itu, mahasiswa harus berpartisipasi secara proaktif dalam proses pemilihan, dan mereka juga harus memastikan bahwa pemilu dilakukan dengan benar. Karena generasi muda memegang peran penting dalam pemilihan, suara mereka sangat penting untuk mencerminkan aspirasi generasi muda dan memengaruhi arah politik negara ini. Dalam situasi seperti ini, BEM ULM memiliki peran yang sangat penting. BEM ULM bertanggung jawab untuk mengawasi proses pemilihan dan menjamin bahwa semuanya berjalan lancar.

(LEV, AZ)